Sertifikasi Guru TPQ FORTYS


LAZIS Sabilillah dan Forum TPQ Yayasan Sabilillah (FORTYS) bekerjasama dengan Madrasah Al-Qur’an Sabilillah (MQS) kali pertama mengadakan program Sertifikasi Guru TPQ dan akan dijadikan program tahunan. Program ini diadakan di Rumah Yatim Produktif LAZIS Sabilillah, Jl. Ikan Piranha Atas 161 A Tanjungsekar Lowokwaru Malang pada hari Minggu (9/9/2018).
Peserta program ini tidak dipungut biaya, namun mendapat fasilitas yang cukup, sehingga membuat para peserta lebih antusias. Peserta yang terdaftar cukup banyak, mencapai 56 guru, namun ketika pelaksanaan hanya 43 guru yang bisa hadir. Peserta yang tidak bisa mengikuti program ini sempat menyesal karena merasa program ini penting dan bermanfaat sekali untuk diikuti.
Program ini bermanfaat untuk mengukur kemampuan teori maupun praktek baca Al-Qur’an guru-guru TPQ. Selain tahu tingkat kemampuan teori dan praktek, beberapa guru TPQ juga mendapat wawasan segar tentang teori-teori yang perlu dikuasai ketika mengajarkan Al-Qur’an, karena ada beberapa dari mereka hanya praktek yang dikuasai, sedangkan teori tidak begitu banyak dikuasai, padahal juga penting untuk dikuasai dan disampaikan pada santri-santrinya. 
Program ini berawal dari program tahsin Al-Qur’an anggota FORTYS. Para pengurus FORTYS dan Lazis Sabilillah merasa perlu adanya pemetaan kemampuan guru-guru TPQ binaan Lazis Sabilillah. Kebutuhan inilah yang kemudian menjadi dasar diadakannya program ini. Karena sejak adanya FORTYS ini belum ada wadah ataupun program yang mampu memetakan kemampuan teori dan praktek guru-guru TPQ yang tergabung. Sementara masih dari segi administrasi TPQ saja yang dapat dipetakan.
Program ini berjalan lancar dan sukses. Registrasi dibuka jam 8 pagi dan diakhiri menjelang dzuhur. Diadakan beberapa sesi karena untuk memberi kesempatan peserta yang hadir siang. Berjalan 2 sesi dan setiap sesi ada kuota 20 peserta. Sesi pertama diikuti 19 orang. Untuk sesi kedua lebih dari kuota karena untuk efisiensi waktu akhirnya diikutkan 24 orang. Setiap tes dikemas se-fair mungkin agar hasil tes murni kemampuan masing-masing. Ada tida tahap tes yang dilalui perserta, diantaranya tes tulis terkait teori tajwid, tes baca, dan tes tanya jawab.
Hasil dari beberapa tes ini telah dirilis. Hasil tes tulis berdasarkan kriteria huruf, A ada 12, B ada 5, C ada 8, dan D ada 18. Hasil tes baca, A ada 14, B ada 14, C ada 12, D ada 3. Hasil tes tanya jawab, A ada 13, B ada 8, C ada 17, D ada 5. Dari hasil ini akan ditentukan lulus tidaknya peserta mengikuti beberapa tes tersebut.
Peserta yang lulus tes dengan kriteria tertentu akan mendapatkan sertifikat yang disahkan oleh Ketua Yayasan Sabilillah, KH. Anas Bashori, dan Direktur MQS. Para penguji dalam tes ini sangat kompeten di bidangnya, karena telah menguasai teori maupun praktek baca Al-Qur’an menggunakan metode Bilqolam.
Peserta mengikuti program ini dengan penuh semangat, meskipun diliputi ketegangan. “Setelah ini ayo diadakan belajar bersama di TPQ masing-masing”, kata salah satu peserta yang merasa belum bisa mengikuti tes secara maksimal. Hal ini menandakan adanya indikasi keberhasilan program ini yang mampu membuat semangat para guru TPQ untuk meningkatkan kemampuannya secara mandiri. Menyikapi semangat guru-guru TPQ ini, LAZIS Sabilillah dan FORTYS berencana untuk membuat suatu program yang bisa dijadikan wadah guru-guru TPQ meningkatkan kemampuannya dalam memahami maupun mengajarkan teori dan praktek baca Al-Qur’an.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TPQ Asy-Syifa'

Gambar
TPQ Asy-Syifa' mulai merintis pembelajaran Al-Qur'an sejak sekitar tahun 2006. Tujuan dari pembelajaran adalah mengenalkan santri terhadap pembacaan dan penulisan Al-Qur'an yang baik, serta mencintai Rasulallah Muhammad SAW melalui pembacaan sholawat diba'. TPQ Asy-Syifa' dikelola oleh Pak Ridwan bersama istri, Bu Wiwid.  Pada awal berdiri jumlah santri masih 10 anak. Seiring berjalannya waktu, jumlah santri pernah mencapai 90 anak. Akhir-akhir ini dampak dari fullday school sangat dirasakan oleh TPQ Asy-Syifa'. Jumlah santri menurus drastis hingga 80 persen, sehingga saat ini jumlah santri menjadi 30 anak.  Awalnya TPQ bertempat di rumah Pak Ridwan di Jl. Simpang Sulfat Selatan No. 18 Malang. Setelah mendapat dukungan takmir, akhirnya saat ini pembelajaran bertempat di Musholla Nur Waqof. Diharapkan perpindahan ini menjadi lebih baik dan sanggup memberikan kontribusi bagi pendidikan islam non formal di lingkungan setempat.  Awalnya Pembelajaran...
Baca selengkapnya

TPQ Al-Mannaan

Gambar
Bermula dari tempat mengaji di salah satu rumah pengajar, di jalan Puntodewo IV No. 37 Polehan, Malang, yang dirintis sejak Rabu, 23 November 2016/1438 H pukul 15.30 WIB. Dengan jumlah pengajar 3 orang secara bergantian, diantaranya : - Pak Iskandar Zulkarnain (Polehan) - Bu Chusnul Suciati (Polehan) - Bu Maimunah (Rampal) Adapun jumlah santri pada hari pertama sebanyak 9 santri dan sampai pada 2 bulan bertambah menjadi 12 santri. Menggunakan metode UMMI dalam pembelajarannya.  Kemudian guna syiar Islam dan saran dakwah lebih meluas sekaligus memakmurkan masjid, maka TPQ Al-Mannan bekerjasama dengan takmir Masjid Al-Mannaan di Jalan Puntodewo VIII No. 60 Polehan, Malang. Sejak itulah dinamakan TPQ Al-Mannaan. Jumlah ssntri di TPQ Al-Mannaan kian hari kian bertambah, sehingga sampai Juli 2017 berjumlah kurang lebih 60 santri dan tambahan guru 1 orang, Pak Rahmad Ari Prabowo (Polehan). Tujuan 1. Mempersiapkan generasi yang dapat membaca Al-Qur'an dengan baik dan ...
Baca selengkapnya

TPQ Riyadlul Jannah

Gambar
TPQ Riyadlul Jannah Lembaga pendidikan TPQ ini diampu oleh 4 asatidz, dan diramaikan oleh 54 santri. Dengan asatidz sejumlah itu sebenarnya santri sudah terkondisikan, namun jika ada tambahan lagi, akan lebih efektif dan efisien. Untuk menambah tenaga pengajar juga tidak mudah, karena diperlukan orang yang bermental juang dalam agama.  Setidaknya bisa istiqomah meluangkan waktunya berbagi ilmu dengan para santri. Dinamika jumlah santri tidak terlalu drastis perubahannya, keluar masuk. Namun, dinamika keadaan santri dari waktu-waktu ke waktu banyak mengalami perubahan, hingga sempat membuat santri yang seumuran SMP banyak yang putus mengaji. Hal ini tak lain karena tuntutan sekolah yang lebih berat, sehingga harus pulang sore dan menyebabkan lelah serta menurunkan semangat untuk mengaji. Namun, hal ini bisa dikondisikan oleh para pengurus TPQ Riyadlul Jannah. Kondisi santri yang seperti itu membuat para asatidz berinisiatif memindah jadwal mengaji yang awalnya sore hari...
Baca selengkapnya